Aku masih ingat, saat pertama kali aku mengenalmu. Bermain
bersama, tanpa mengenal waktu. Kita jalani hidup yang masih sederhana. Ya,
waktu aku dan mu masih anak-anak. Terkadang
aku ingin kembali pada masa itu, masa yang tak pernah melarang kita untuk
tertawa,
dan tak
membiarkan kita untuk bersedih. Ada alasan lain kenapa aku ingin
kembali pada masa itu, karena aku ingin mengatakannya sejak
awal
“Jangan gantikan kebersamaan ini dengan yang lain, ya ?”
Tapi kita terlalu polos untuk mengenal arti bersama, yang
kita tahu, bersama adalah saling menggenggam, tanpa
terfikir bahwa suatu saat nanti akan meninggalkannya.
Waktu selalu bersama antara aku dan mu, hingga saat
ini kita bukan lagi sebagai anak-anak. Waktu
memberikan ingatan panjang, tapi waktu tak pernah memberi petunjuk
dengan apa yang akan terjadi. Kebersamaan kita masih sama, tak ada
yang beda. Tapi aku rasa aku telah berbeda. Sebenarnya
aku mulai merasa berbeda sejak pertama, tapi aku tak mengerti bahwa ini
memiliki makna. Barulah saat ini aku mengerti, bahwa rasa cintalah yang
membuatku beda.
Aku mencoba mengelak bahwa ini adalah cinta. Lagi
lagi semua masalah waktu. Waktu terlalu hebat untuk mengubah hati
seseorang. Dan aku benar-benar mencintaimu. Aku pikir
aku salah telah mencintaimu, tapi ternyata cinta tak
pernah salah. Cinta datang disaat yang tidak tepat, mungkin itulah
ungkapan
yang
menafsirkan perasaanku. Cintaku terbingkai diantara cintamu dengannya.
Itu kesalahanku. Sudahlah, aku akan membingkai cerita cintaku tertutup rapat,
agar wanginya tak tercium oleh siapapun.
Karena waktu, aku bisa mengenalmu, dapat bersamamu, bahkan
dapat mencintaimu. Memang sakit, tapi memilih untuk tetap mencintaimu, sama
halnya dengan berjalan diatas duri dengan mata terbuka. Dan
hari ini, aku mengerti arah yang akan dibawa oleh waktu, dan
dimana aku harus berhenti. Aku memang cintai mu, tapi orang berkata cinta tak mesti
memaksanya
untuk dimiliki.
Walau aku menangis, aku harap tak terdengar oleh mu. Walau
aku menitikkan air mata, aku harap tak terlihat oleh mu. Saat
aku tersenyum, aku harap mu meyakininya bahwa aku sedang baik-baik
saja. Saat
aku terjatuh, aku harap mu tetap membangunkanku, tanpa
perlu tahu sebab jatuhku adalah mu.
Akhirnya, antara aku dan mu memang tak untuk jadi satu. Antara
aku dan mu masih saja semu
Aku akan tetap jadi aku, dan mu akan tetap jadi mu. Walau
endingnya mu akan lupa denganku, tapi aku akan selalu ada
disetiap kata tentangmu.
Dan aku percaya, Tuhan telah menyediakan ruang kosong untukku
di alam sana, untuk selalu bersama mu, orang yang saat ini aku cintai. Aku
harap, inilah
cinta sejati yang tak pernah luntur akan harapan, juga
tujuan.
Terakhir, aku sajakkan perasaanku; Aku mencintai
mu !
Setelah ini, tak perlu lagi kamu mencariku
kemana aku pergi.
Baru mampir udah suka banget sama tulisannya :)
BalasHapusAlhamdulillah :)
Hapus