Jumat, 30 Januari 2015

Tenunan Kata antara Aku dan Mu


Aku masih ingat, saat pertama kali aku mengenalmu. Bermain bersama, tanpa mengenal waktu. Kita jalani hidup yang masih sederhana. Ya, waktu aku dan mu masih anak-anak. Terkadang aku ingin kembali pada masa itu, masa yang tak pernah melarang kita untuk tertawa, dan tak membiarkan kita untuk bersedih. Ada alasan lain kenapa aku ingin kembali pada masa itu, karena aku ingin mengatakannya sejak awal
“Jangan gantikan kebersamaan ini dengan yang lain, ya ?”

Tapi kita terlalu polos untuk mengenal arti bersama, yang kita tahu, bersama adalah saling menggenggam, tanpa terfikir bahwa suatu saat nanti akan meninggalkannya.

Waktu selalu bersama antara aku dan mu, hingga saat ini kita bukan lagi sebagai anak-anak. Waktu memberikan ingatan panjang, tapi waktu tak pernah memberi petunjuk dengan apa yang akan terjadi. Kebersamaan kita masih sama, tak ada yang beda. Tapi aku rasa aku telah berbeda. Sebenarnya aku mulai merasa berbeda sejak pertama, tapi aku tak mengerti bahwa ini memiliki makna. Barulah saat ini aku mengerti, bahwa rasa cintalah yang membuatku beda.

Aku mencoba mengelak bahwa ini adalah cinta. Lagi lagi semua masalah waktu. Waktu terlalu hebat untuk mengubah hati seseorang. Dan aku benar-benar mencintaimu. Aku pikir aku salah telah mencintaimu, tapi ternyata cinta tak pernah salah. Cinta datang disaat yang tidak tepat, mungkin itulah ungkapan yang menafsirkan perasaanku. Cintaku terbingkai diantara cintamu dengannya. Itu kesalahanku. Sudahlah, aku akan membingkai cerita cintaku tertutup rapat, agar wanginya tak tercium oleh siapapun.

Karena waktu, aku bisa mengenalmu, dapat bersamamu, bahkan dapat mencintaimu. Memang sakit, tapi memilih untuk tetap mencintaimu, sama halnya dengan berjalan diatas duri dengan mata terbuka. Dan hari ini, aku mengerti arah yang akan dibawa oleh waktu, dan dimana aku harus berhenti. Aku memang cintai mu, tapi orang berkata cinta tak mesti memaksanya untuk dimiliki.

Walau aku menangis, aku harap tak terdengar oleh mu. Walau aku menitikkan air mata, aku harap tak  terlihat oleh mu. Saat aku tersenyum, aku harap mu meyakininya bahwa aku sedang baik-baik saja. Saat aku terjatuh, aku harap mu tetap membangunkanku, tanpa perlu tahu sebab jatuhku adalah mu.

Akhirnya, antara aku dan mu memang tak untuk jadi satu. Antara aku dan mu masih saja semu
Aku akan tetap jadi aku, dan mu akan tetap jadi mu. Walau endingnya mu akan lupa denganku, tapi aku akan selalu ada disetiap kata tentangmu.

Dan aku percaya, Tuhan telah menyediakan ruang kosong untukku di alam sana, untuk selalu bersama mu, orang yang saat ini aku cintai. Aku harap, inilah cinta sejati yang tak pernah luntur akan harapan, juga tujuan.

Terakhir, aku sajakkan perasaanku; Aku mencintai mu !
Setelah ini, tak perlu lagi kamu mencariku kemana aku pergi.

Jadilah pembaca setia saya, siapa tahu jodoh!

Related Posts:

  • Tenunan Kata antara Aku dan Mu Aku masih ingat, saat pertama kali aku mengenalmu. Bermain bersama, tanpa mengenal waktu. Kita jalani hidup yang masih sederhana. Ya, waktu aku dan mu masih anak-anak. Terkadang aku ingin kembali pada masa itu, masa ya… Read More
  • Bidadari Penyayat Hati Untuk : Pemilik sayap Aku sengaja menulis sepucuk surat ini untukmu, dengan perasaan bahagia karena bisa mensuarakan perasaan hatiku dalam tulisan. Namun, terasa ada sayatan yang mencabik saat tiba-tiba terbayang den… Read More
  • Kini Wangimu Penuh Duri Untuk : Orang yang sama Hay ? Aku menyapamu penuh rasa kerinduan. Tidak ada yang melarang bukan jika aku merindukanmu diam-diam ? Tetapi sebentar lagi tidak lagi diam-diam, karena aku telah memberitahumu. Kalau akhirn… Read More
  • Menunggumu ? Takdirku ! Untuk : Kamu yang sedang ku tunggu Aku pastikan, saat kamu membaca nama pengirim surat ini, kamu akan mencoba menerka siapa seseorang yang telah menunggumu. Tidak usah bingung menebak siapa namaku, aku adalah orang yang… Read More
  • Hadirmu, Seperti Angin Untuk : Pemilik tahi lalat tipis diatas bibir kanan Saat aku mulai menulis surat ini, sempat ku hentikan niatku, karena aku ragu kalau engkau akan sudi untuk mengeja isi surat ini. Aku menulisnya penuh kehatian, agar… Read More

2 komentar: