Minggu, 26 April 2015

Kau Mencariku?

Puisi cinta kehilangan


Aku dinelangsa oleh asa yang percuma
Setiap hariku, hanya memberi derita penyesak dada
Perjalanan waktuku, berjalan sebagai penyayat jiwa
Kau tahu? Ini ulah kesetian yang di dusta

Sekarang, kau mencariku?

Terkadang…terbesit hati yang merindumu
Tapi lebih sering aku membencimu
Sebab aku yang selalu setia menjaga hatimu,
kau keruhkan dengan dustamu

Kau abaikan, tetap mengabaikanku
Aku menangis di belakangmu, menangis berberang-berang
Kau berpura-pura tak mendengar, atau memang kau tuli
Aku tetap menangis, kau masih tuli

Kau buta, membiarkanku tersungkur di hadapanmu
Sadarkah? Kau yang menjatuhkanku.
Kau jatuhkan, lalu pergi. Dasar pecundang!
Kau berjanji setia, lalu mendua. Dasar pendusta!
Pecundang dan pendusta, itu kau

Aku memang membencimu, tapi kadang merindu
Aku tersakiti, tapi masih mencintai
Tapi aku tak ingin bodoh, kembali kepadamu bodoh!
Aku akan biarkan membatu hatiku

Dia telah pergi mendustamu
Sekarang, kau mencariku?

Menunggu di depan pintu lalu berulang kau berjanji
Dengan mudah kau berjanji, lalu mendusta,
dan kini kau berjanji lagi
Kau berjanji, setelah kau tahu rasa janji yang di dusta

Aku buta, tak melihatmu yang kembali
Aku tuli, tak mendengar suara –suara  penyesalanmu
Hatiku membatu, percuma kau mengemis
Percuma kau berjanji, aku tak berharap lagi

Sekarang kau mencariku? Aku telah pergi!
Aku tidak lagi punya rasa untuk pendusta
Kini kau telah rasakan menjadi aku

Dan aku, telah menjadi kau yang dulu.

Jadilah pembaca setia saya, siapa tahu jodoh!

1 komentar: