Seperti
yang kita tahu, limbah adalah buangan yang dihasilkan dari
suatu proses produksi baik industri maupun domestik (rumah tangga). Terkadang
kita tidak peduli terhadap limbah atau sampah, karena kita mengira bahwa sampah
hanya memiliki dampak negatif dan tidak dapat di dayagunakan kembali. Namun
beda halnya dengan anggapan Imam Haydar, Renaldi Ardiansyah Utomo dan Gholib
Tamam Fauzi siswa SMAN 1 Bangkalan yang berpendapat bahwa, selain membawa dapak
negatif, limbah juga membawa keuntungan apabila kita dapat mengolahnya dengan
baik dan benar.
Anggapan
ini dibuktikan oleh mereka dengan menciptakan suatu inovasi yang kemudian
mereka beri nama “Briket Arang Kulit Salak.” Wiih keren kan, yang awalnya
sampah sekarang sudah di sulap menjadi bahan bakar alternatif terbarukan bro.
Penasaran kan, bagaimana mereka mendapatkan ide tersebut ? Dan pengen tahu juga
kan bagaimana ceritanya sih, kok sampek juara Nasioanal ? Kita akan bahas
disini. Cekidooot.
"Awal Munculnya Ide
Kulit Salak"
Singkatnya, Bangkalan di kenal dengan sebutan kota Salak. Ini
terbukti dengan adanya fakta bahwa Salak Bangkalan berada pada urutan ke lima
di Indonesia. Dengan banyaknya angka produksi salak di Bangkalan, mendatangkan
dampak pada limbah kulit salak yang sangat banyak. Dan sampai saat ini,
sampah-sampah tersebut belum dapat di dayagunakan. Dengan demikian, kami ingin
memanfaatkan potensi yang ada di daerah kami yaitu dengan memanfaatkan limbah
kulit salak sehingga dapat di dayagunakan. Nah, dari sinilah ide awal untuk
menjadikan limbah kulit salak sebagai bahan untuk di manfaatkan sebagai bahan bakar
alternatif.
"Penguatan Ide"
Setelah ditemukan bahan utama yang akan
dijadikan percobaan, pekerjaan selanjutnya adalah akan mau dijadikan apa kulit
salak ini ? Gak mungkin kan kalau dijadikan dodol kulit salak. Berbagai
literatur telah kami baca, berbagai percobaan awal telah kami lakukan. Namun
kegagalan terus menimpa. Akhirnya setelah setengah bulan mengerjakan P.R, kami mendapat
titik terang bahwa ternyata di dalam kulit salak terdapat kandungan karbon dan
serat. Setelah kami pelajari, kedua kandungan tersebut merupakan bahan utama
untuk dapat dijadikan sebagai briket (bahan bakar arang). Yeeeees, pikir kami.
Dan kami sepakat untuk mengolah limbah kulit salak menjadi bahan bakar
alternartif yaitu Briket.
"Proses Pengolahan"
Proses pembuatannya sangatlah mudah.
Kulit salak yang sudah terkumpul di jemur dibawah sinar matahari hingga
benar-benar kering (3-4 hari). Kemudian setelah kering kulit salak di
karbonisasi. Setelah pengkarbonisasian selesai, haluskan hingga berwujud
butiran halus. Setelah itu campurkan dengah bahan perekat dan cetaklah sesuai
keinginan. Kemudian tahap akhir jemur kembali briket arang kulit salak dibawah
sinar matahari. Dan kulit salak telah berubah menjadi bahan bakaar alternatif
terbarukan. Mudah bukan proses pembuatannya. Dan perlu di ketahui, dalam
percobaan ini kami menghabiskan waktu selama dua bulan karena banyak sekali
kegagalan dalam proses pembuatannya.
"Pengalaman Pertama = Gagal"
Waktu
itu kami mendapat informasi dari internet tentang lomba LKTI yang bertemakan
daur ulang sampah. Nah, kami merasa bahwa karya kami cocok untuk diikutkan.
Akhirnya kami ikutkan karya kami, dan tinggal menunggu waktu pengumuman saja.
Apakah lolos 10 besar, kami berharapnya sih iya. Dan pada saat tanggal
pengumuman, kami lihat ternyata tidak ada nama kami di daftar 10 finalis. Cukup
kecewa sih, tapi karena ini pengalaman pertama yasudahlah gakpapa. Tapi bukan
berarti mematahkan semangat kami, justru menjadikan motivasi bagi kami untuk
terus mengkajinya dan kami bertekad untuk mengikutkan di lomba berikutnya.
"Kedua kalinya = Lagi-lagi gagal"
Setelah kami berusaha memperbaiki karya kami, dibantu dengan
bimbingan dari Bapak Drs. Agus
Srianto Efendy dan Ibu Sriwarti, S.Pd kami lebih yakin dalam LKTI kali ini yang
di adakan oleh UNDIP (Universitas Diponogoro). Kami bertiga (Haydar, Aldi,
Gholib) sangat yakin bisa lolos 10 besar dalam LKTI ini. Namun pada
kenyataannya, kita harus bersabar menunggu kemenangan itu datang. Pada
pengalaman yang kedua ini, kami mendapatkan hasil yang sama pada pengalaman
pertama.
"Pengalaman OPSI = Masih belum"
Walaupun sudah berkali-kali gagal, namun dari pembina tetap
mempercayai kami untuk mengikutkan karya kami dalam Olimpiade Penelitian Siswa
Indonesia (OPSI). Kali ini kami bertekad untuk menang. Usaha sudah kami siapkan
matang-matang. Semuanya sudah kami koreksi dan di perbaiki ulang. Kekurangan
kemarin sudah kami benarkan. Teori yang kami dapatkan sudah benar-benar matang.
Mungkin kali ini kami akan berhsil. Tetapi, usaha kami masih berbuah pahit.
Bukan gagal sih, tapi belum berhasil. Lalu kami berkata, jadikan pengalaman
saja untuk diceritakan kelak kalau kita sudah berhasil.
"Ini sesungguhnya = Juara 4 Nasional"
Sebenarnya
kami sudah merasa putus asa dan sudah lelah melakukan berbagai percobaan
terhadap karya kami ini. Namun, berkat dorongan dan motivasi dari guru pembina,
kami terus bersemangat mencari juara terhadap karya kami ini. Kami akan
mengikuti LKTI tingkat Nasional yang diadakan oleh ITS Surabaya. Kali ini semua
usaha, doa kami kerahkan. Kami juga telah menghitung keuntungan ekonomi yang
diberikan oleh Briket kulit salak. Kami ujikan performa briket arang kulit
salak kami dari berbagai aspek. Kami rasa, inilah sesungguhnya yang harus di
persiapkan selama ini. Semuanya siap dan tinggal menunggu hasil akhirnya.
Ketika
pengumuman 10 finalis, kali ini kami harus bersujud syukur kepada Allah SWT
karena nama SMAN 1 Bangkalan berada di deretan nomor delapan. Senyum kami
bertiga menjadi semangat yang luar biasa dalam hati. Ini kesempatan kami untuk mewujudkan
mimpi yang tertunda. Kami kabarkan berita baik ini kepada pembina.
“Alhamdulillah, ayo siapkan untuk babak presentasi.” Jawaban yang semakin
membuat kami bersemangat.
Semuanya
sudah kami siapkan. Kali ini kami harus di asrama oleh pihak panitia pelaksana.
Sungguh pengalaman yang luar biasa. Selain harus mempresentasikan, briket kulit
salak karya kami akan di pamerkan di pameran Expo yang akan di saksikan oleh
banyak orang. Kami berharap akan meraih juara satu. Tetapi kami harus berbangga
dengan hasil yang di dapatkan, yaitu jura harapan satu alias peringkat empat.
Kami cukup puas dan sangat bersyukur kepada Allah SWT. Inilah wujud dari doa
yang selama ini terunda oleh kegagalan.
"Finally = Juara 1 se-Jawa dan Bali"
Setelah keberhasilan kemarin, sekarang kami menjadi lebih semangat
untuk mengikuti LKTI tingkat se-Jawa dan Bali. Persiapan kali ini tidak terlalu
banyak seperti sebelumnya, kami hanya mempertajam doa kepada Allah SWT. Namun
kali ini, Indriani Reti H. Harus menjadi pengganti Gholib yang tidak bisa ikut
dalam lomba ini karena ada kepentingan lain. Naskah KTI kami telah dikirim, dan
tinggal menunggu hasil pengumuman 10 finalis. Dan lagi-lagi, kami diberikan
kesempatan untuk lolos dalam babak final. Nama SMAN 1 Bangkalan bertengger di
urutan tiga. Senyuman kembali terpancar dalam wajah kami dan guru-guru kami.
Babak presentasi akan dilaksanakn tiga hari lagi.
Siang malam kami siapkan untuk berlatih presentasi dan menyiapkan
bahan peraga presentasi. Semangat kami mewakili semangat teman-teman satu
sekolah, akan berteriak “Kami Juara”. Akhirnya tiba sudah pada babak final,
babak presentasi. Dengan memakai odeng
(ikat kepala khas Madura) di
kepala, kami membawa semangat dan keyakinan penuh untuk juara. Disana, kami
bertemu dengan teman-teman dari berbagai kabupaten. Tapi itu tidak menyulutkan
semangat kami. Alhamdulillah, presentasi kami lancar.
Dan tibalah pada saat-saat yang mendebarkan. Kami saling
bergenggaman tangan sambil berdoa dalam hati. Yang kami harapkan adalah membawa
tropi bertuliskan juara satu yang terpampang di depan kami. Dan benar-benar
nikmat yang sangat besar, siang itu akhirnya doa kami tercapailah sudah hari
ini. SMAN 1 Bangkalan di sebutkan bersandingan dengan juara satu. Yaa akhirnya
kami juara satu. Subhanallah, maha suci Allah.
Dalam
tulisan ini kami ingin mengucapkan banyak terimakasih kepada Bapak Drs. H. Abd.
Syukur, M.Pd selaku kepala sekolah dan terutama kepada pembina KTI kami, Ibu
Sriwarti, S.Pd dan Bapak Drs. Agus Srianto Efendy. Dan untuk semua Guru-guru
SMAN 1 Bangkalan,
serta pihak yang telah membantu. Special Thanks : Renaldi,
Gholib, Rety
SMANSABA punya prestasi. Semoga berlanjut prestasinya :)
BalasHapus