Sabtu, 05 April 2014

Perjalanan Limbah Kulit Salak Hingga Bertengger di Nasioanal



Seperti yang kita tahu, limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri maupun domestik (rumah tangga). Terkadang kita tidak peduli terhadap limbah atau sampah, karena kita mengira bahwa sampah hanya memiliki dampak negatif dan tidak dapat di dayagunakan kembali. Namun beda halnya dengan anggapan Imam Haydar, Renaldi Ardiansyah Utomo dan Gholib Tamam Fauzi siswa SMAN 1 Bangkalan yang berpendapat bahwa, selain membawa dapak negatif, limbah juga membawa keuntungan apabila kita dapat mengolahnya dengan baik dan benar.


Anggapan ini dibuktikan oleh mereka dengan menciptakan suatu inovasi yang kemudian mereka beri nama “Briket Arang Kulit Salak.” Wiih keren kan, yang awalnya sampah sekarang sudah di sulap menjadi bahan bakar alternatif terbarukan bro. Penasaran kan, bagaimana mereka mendapatkan ide tersebut ? Dan pengen tahu juga kan bagaimana ceritanya sih, kok sampek juara Nasioanal ? Kita akan bahas disini. Cekidooot.


"Awal Munculnya Ide Kulit Salak"
Singkatnya, Bangkalan di kenal dengan sebutan kota Salak. Ini terbukti dengan adanya fakta bahwa Salak Bangkalan berada pada urutan ke lima di Indonesia. Dengan banyaknya angka produksi salak di Bangkalan, mendatangkan dampak pada limbah kulit salak yang sangat banyak. Dan sampai saat ini, sampah-sampah tersebut belum dapat di dayagunakan. Dengan demikian, kami ingin memanfaatkan potensi yang ada di daerah kami yaitu dengan memanfaatkan limbah kulit salak sehingga dapat di dayagunakan. Nah, dari sinilah ide awal untuk menjadikan limbah kulit salak sebagai bahan untuk di manfaatkan sebagai bahan bakar alternatif.


"Penguatan Ide"
Setelah ditemukan bahan utama yang akan dijadikan percobaan, pekerjaan selanjutnya adalah akan mau dijadikan apa kulit salak ini ? Gak mungkin kan kalau dijadikan dodol kulit salak. Berbagai literatur telah kami baca, berbagai percobaan awal telah kami lakukan. Namun kegagalan terus menimpa. Akhirnya setelah setengah bulan  mengerjakan P.R, kami mendapat titik terang bahwa ternyata di dalam kulit salak terdapat kandungan karbon dan serat. Setelah kami pelajari, kedua kandungan tersebut merupakan bahan utama untuk dapat dijadikan sebagai briket (bahan bakar arang). Yeeeees, pikir kami. Dan kami sepakat untuk mengolah limbah kulit salak menjadi bahan bakar alternartif yaitu Briket.


"Proses Pengolahan"
Proses pembuatannya sangatlah mudah. Kulit salak yang sudah terkumpul di jemur dibawah sinar matahari hingga benar-benar kering (3-4 hari). Kemudian setelah kering kulit salak di karbonisasi. Setelah pengkarbonisasian selesai, haluskan hingga berwujud butiran halus. Setelah itu campurkan dengah bahan perekat dan cetaklah sesuai keinginan. Kemudian tahap akhir jemur kembali briket arang kulit salak dibawah sinar matahari. Dan kulit salak telah berubah menjadi bahan bakaar alternatif terbarukan. Mudah bukan proses pembuatannya. Dan perlu di ketahui, dalam percobaan ini kami menghabiskan waktu selama dua bulan karena banyak sekali kegagalan dalam proses pembuatannya.


"Pengalaman Pertama = Gagal"
Waktu itu kami mendapat informasi dari internet tentang lomba LKTI yang bertemakan daur ulang sampah. Nah, kami merasa bahwa karya kami cocok untuk diikutkan. Akhirnya kami ikutkan karya kami, dan tinggal menunggu waktu pengumuman saja. Apakah lolos 10 besar, kami berharapnya sih iya. Dan pada saat tanggal pengumuman, kami lihat ternyata tidak ada nama kami di daftar 10 finalis. Cukup kecewa sih, tapi karena ini pengalaman pertama yasudahlah gakpapa. Tapi bukan berarti mematahkan semangat kami, justru menjadikan motivasi bagi kami untuk terus mengkajinya dan kami bertekad untuk mengikutkan di lomba berikutnya.


"Kedua kalinya = Lagi-lagi gagal"
Setelah kami berusaha memperbaiki karya kami, dibantu dengan bimbingan dari Bapak Drs. Agus Srianto Efendy dan Ibu Sriwarti, S.Pd kami lebih yakin dalam LKTI kali ini yang di adakan oleh UNDIP (Universitas Diponogoro). Kami bertiga (Haydar, Aldi, Gholib) sangat yakin bisa lolos 10 besar dalam LKTI ini. Namun pada kenyataannya, kita harus bersabar menunggu kemenangan itu datang. Pada pengalaman yang kedua ini, kami mendapatkan hasil yang sama pada pengalaman pertama.


"Pengalaman OPSI = Masih belum"
Walaupun sudah berkali-kali gagal, namun dari pembina tetap mempercayai kami untuk mengikutkan karya kami dalam Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia (OPSI). Kali ini kami bertekad untuk menang. Usaha sudah kami siapkan matang-matang. Semuanya sudah kami koreksi dan di perbaiki ulang. Kekurangan kemarin sudah kami benarkan. Teori yang kami dapatkan sudah benar-benar matang. Mungkin kali ini kami akan berhsil. Tetapi, usaha kami masih berbuah pahit. Bukan gagal sih, tapi belum berhasil. Lalu kami berkata, jadikan pengalaman saja untuk diceritakan kelak kalau kita sudah berhasil.


"Ini sesungguhnya = Juara 4 Nasional"
Sebenarnya kami sudah merasa putus asa dan sudah lelah melakukan berbagai percobaan terhadap karya kami ini. Namun, berkat dorongan dan motivasi dari guru pembina, kami terus bersemangat mencari juara terhadap karya kami ini. Kami akan mengikuti LKTI tingkat Nasional yang diadakan oleh ITS Surabaya. Kali ini semua usaha, doa kami kerahkan. Kami juga telah menghitung keuntungan ekonomi yang diberikan oleh Briket kulit salak. Kami ujikan performa briket arang kulit salak kami dari berbagai aspek. Kami rasa, inilah sesungguhnya yang harus di persiapkan selama ini. Semuanya siap dan tinggal menunggu hasil akhirnya.
             
Ketika pengumuman 10 finalis, kali ini kami harus bersujud syukur kepada Allah SWT karena nama SMAN 1 Bangkalan berada di deretan nomor delapan. Senyum kami bertiga menjadi semangat yang luar biasa dalam hati.  Ini kesempatan kami untuk mewujudkan mimpi yang tertunda. Kami kabarkan berita baik ini kepada pembina. “Alhamdulillah, ayo siapkan untuk babak presentasi.” Jawaban yang semakin membuat kami bersemangat.


Semuanya sudah kami siapkan. Kali ini kami harus di asrama oleh pihak panitia pelaksana. Sungguh pengalaman yang luar biasa. Selain harus mempresentasikan, briket kulit salak karya kami akan di pamerkan di pameran Expo yang akan di saksikan oleh banyak orang. Kami berharap akan meraih juara satu. Tetapi kami harus berbangga dengan hasil yang di dapatkan, yaitu jura harapan satu alias peringkat empat. Kami cukup puas dan sangat bersyukur kepada Allah SWT. Inilah wujud dari doa yang selama ini terunda oleh kegagalan.       


"Finally = Juara 1 se-Jawa dan Bali"
Setelah keberhasilan kemarin, sekarang kami menjadi lebih semangat untuk mengikuti LKTI tingkat se-Jawa dan Bali. Persiapan kali ini tidak terlalu banyak seperti sebelumnya, kami hanya mempertajam doa kepada Allah SWT. Namun kali ini, Indriani Reti H. Harus menjadi pengganti Gholib yang tidak bisa ikut dalam lomba ini karena ada kepentingan lain. Naskah KTI kami telah dikirim, dan tinggal menunggu hasil pengumuman 10 finalis. Dan lagi-lagi, kami diberikan kesempatan untuk lolos dalam babak final. Nama SMAN 1 Bangkalan bertengger di urutan tiga. Senyuman kembali terpancar dalam wajah kami dan guru-guru kami. Babak presentasi akan dilaksanakn tiga hari lagi.

Siang malam kami siapkan untuk berlatih presentasi dan menyiapkan bahan peraga presentasi. Semangat kami mewakili semangat teman-teman satu sekolah, akan berteriak “Kami Juara”. Akhirnya tiba sudah pada babak final, babak presentasi. Dengan memakai odeng (ikat kepala khas Madura) di kepala, kami membawa semangat dan keyakinan penuh untuk juara. Disana, kami bertemu dengan teman-teman dari berbagai kabupaten. Tapi itu tidak menyulutkan semangat kami. Alhamdulillah, presentasi kami lancar.
             

Dan tibalah pada saat-saat yang mendebarkan. Kami saling bergenggaman tangan sambil berdoa dalam hati. Yang kami harapkan adalah membawa tropi bertuliskan juara satu yang terpampang di depan kami. Dan benar-benar nikmat yang sangat besar, siang itu akhirnya doa kami tercapailah sudah hari ini. SMAN 1 Bangkalan di sebutkan bersandingan dengan juara satu. Yaa akhirnya kami juara satu. Subhanallah, maha suci Allah.


\


 Dalam tulisan ini kami ingin mengucapkan banyak terimakasih kepada Bapak Drs. H. Abd. Syukur, M.Pd selaku kepala sekolah dan terutama kepada pembina KTI kami, Ibu Sriwarti, S.Pd dan Bapak Drs. Agus Srianto Efendy. Dan untuk semua Guru-guru SMAN 1 Bangkalan, serta pihak yang telah membantu. Special Thanks : Renaldi, Gholib, Rety

Jadilah pembaca setia saya, siapa tahu jodoh!

1 komentar: