Gambar: vemale.com | Editor: @haydariskandar |
*Berikut akan aku
kisahkan kisah inspiratif untuk kalian semua*
Pengalaman ini bukan
yang pertama kali terjadi dalam hidup aku, tapi berkali-kali. Bisa jadi diantara
kalian juga ada yang senasib denganku. Ya, kejadian itu bermula tanpa sengaja.
Bahkan tak terpikirkan sebelumnya. Siapa sih yang rela mengorbankan harga
dirinya demi apapun? Tidak ada. Tapi malam itu …
Kejadian itu benar-benar
aku alami dan aku rasakan. Kehormatanku benar-benar hancur. Seakan aku tidak
ingin pulang ke rumah. Aku malu dilihat tetangga, aku malu bertemu dan
memberitahukan kejadian itu kepada kedua orang tuaku. Sungguh, aku menyesal
tidak menjaga kehormatanku dengan baik. Tapi nasi telah menjadi bubur. Aku
harus sanggup dan rela menghadapinya.
Aku ingin marah kepada
orang yang telah berbuat keji terhadapku, aku ingin menghajarnya. Mungkin tidak
ada hukuman yang setimpal jika dibandingkan dengan hilangnya kehormatanku.
Bayangkan, jika yang aku alami juga terjadi pada diri kalian? Pastilah penyesalan
akan terus mendera. Jika saja bunuh diri tak berdosa, sudah aku lakukan malam
itu juga.
Tak sepenuhnya aku
menyalahkan diri, sebab aku tak bermaksud untuk menghilangkan kehormatanku.
Orang itulah yang dengan paksa merenggut kehormatanku, dan membuatku seolah
hina. Aku mencoba mengambil hikmah akan kejadian ini, mungkin ini adalah
peringatan dari Tuhan, atau justru ini adalah azab ilahi? Entah, aku tidak bisa
berpikir jernih. Yang ada dalam pikiran, aku ingin pulang tanpa terlihat oleh
tetangga. Sungguh, aku tak sanggup.
Saat aku sedang meratapi
penyesalanku, seorang bapak tua bersurban menghampiriku.
“Eh, Skan, ngapain
daritadi bengong disini? Ente nggak ikut tadarusan?”
“Anu, Pak Ustad, saya
lagi nyari sandal saya hilang. Mau pulang, tapi malu sama tetangga. Masak iya, pulang
dari masjid malah nyeker. Malu dong Pak Ustad.”
“Astaghfirulllah, saya
kira ente ngapain bengong disini, seperti lagi menyesali sesuatu yang berat.
Eh, tahunya cuma sandal jepit yang ilang. Ada-ada saja, yang baca udah pada
tegang tuh!”
****
Pesan dari
kisah ini: Jagalah kehormatanmu, sekecil
apapun itu. Sekalipun itu yang hilang adalah sandal jepit. Ibaratkanlah
kehormatanmu itu adalah sepasang sandal jepit. Sebelah kanan adalah kehormatan
batinmu, dan sebelah kiri adalah kehormatan lahirmu. Maka, jika salah satu dari
sebelah itu hilang, maka percuma saja nggak bisa dipakek. Maka, jagalah
keduanya J
Ingat, kalo pergi ke
masjid jangan makek sandal jepit yang terlalu bagus, biar nggak ilang kayak
aku. Malunya tuh disini kalo pulang ke rumah tanpa alas kaki alias nyeker.
Sekian kisah nyata ini,
semoga ada hikmah dibalik keGOBLOGkan kisah ini.
Ku terbawa suasana. Ku deg deg an membacanya. Ternyata.....yaudahlah:')
BalasHapusSemoga tidak terbawa gila :D
HapusMmmm.. menarik juga.. mantapp hahaha..ngarang sendiri bro..
BalasHapusMakasih, bro. Cerita ini benar kisah nyata, walau sedikiti Goblog! :D
Hapuswah kampret!! ane serius awal bacanya -_- wkwk mampir balik ya!
BalasHapusJangan terlalu diseriusin, entar jadi sakit. HAHAHA!
HapusAwalnya serius, belakangnya jengkelin..
BalasHapustapi perumpamaannya bagus
hahhaha kreatif nihh
BalasHapus