Rabu, 01 Juli 2015

[Kisah Nyata] Kenikmatan Surga Dunia



Sungguh, tak ada seorangpun yang akan mengira akan terjerumus pada cobaan seperti yang aku alami. Cobaan yang amat berat dilewati. Cobaan yang benar-benar menguji seberapa pantas kita disebut sebagai seorang muslim yang benar-benar mentaati segala kaidah Islam. Sungguh, imanku terasa goyah.

Ketika itu, perasaanku benar bimbang. Sebab aku sedang mengalami cobaan tersebut. Imanku sedang dihadapkan pada dua pilihan yang memberatkan. Antara memilih dan menolaknya. Memilih melakukan hal tersebut maka akan mendatangkan kenikmatan surga dunia, tetapi dosa bagiku. Sedangkan jika menolaknya, belum tentu aku akan mendapatkan surga akhirat. Sungguh, aku ingin merasakan kenikmatan surga dunia, namun aku juga tak ingin berdosa.

Jantungku berdetak tak karuan melihat cobaan itu berada di depan mataku. Jelas. Jelas sekali aku menyaksikannya. Entah siapa yang menggerakkan, tanganku mulai bermain diatasnya. Meraba lalu menciumnya. Saat itu aku mulai tak lagi memikirkan dosa. Yang terbenak adalah kenikmatan dunia yang akan aku rasakan. Benar saja, aku makin dalam mencium. Aroma khas menyerbak keseluruh tubuhku.

Pikirku, pantas saja semua orang sangat ingin melakukan perbuatan ini. Pantas saja semua orang sampai lupa akan dosa saat melakukan perbuatan ini. Ternyata, seperti inilah rasanya. Baru aku ciumi saja, nikmatnya mulai terbayang dibenak. Namun tiba-tiba, ada yang menghentakkan dadaku. Seketika itu aku mengucap istighfar sebagai pelebur dosaku. Aku baru sadar kalau ini sangatlah dosa. Aku segera berhenti mencimnya. Dan aku kembalikan pada si pemilik.

“Ee…maaf, Pak. Kembaliannya lebih 500 perak. Ini saya kembalikan.”

“Ealah, maaf, Nak. Maklum sudah pikun. Jarang-jarang ada anak jujur seperti kamu. Kalau begitu, bapak tambahkan 500 perak lagi sebagai hadiah kebaikanmu.”

“Maaf, Pak. Tapi…”

“Sudah ambil saja, jangan ditolak. Nggak baik menolak rezeki.”

“Bukan gitu, Pak. Tapi ini uangnya 200 perak bukan 500 perak.”

“Ealah, maklum sudah rabun.”

*****

Pesan dari kisah ini: kurangilah ambisi terhadap kehidupan duniawi. Jangan sampai terjerumus kedalam korupsi. Sekalipun uang yang kamu korupsi hanya 500 perak. Bukankah hal besar dimulai dari hal kecil? Jangan sampai tergoda dengan penampakan dan aroma uang yang begitu menggiurkan iman. Memang, hasil korupsimu yang melimpah tersebut akan membuatmu merasakan kenikmatan surga dunia. Pertanyaannya, seberapa lama kenikmatan itu akan bertahan? Maka, berbuatlah jujur. Jika uang itu bukan hakmu, maka kembalikan kepada yang berhak, Insyaallah rezekimu akan ditambah.

Ingat, ketika sedang beli-beli dan kembaliannya lebih, segera dikembalikan ke si pemilik. Sekecil apapun uang haram yang kamu makan, maka selamanya tidak akan mendatangkan berkah. *Katanya begitu*


Sekian kisah nyata ini, semoga ada hikmah dibalik keGOBLOGkan kisah ini.

Jadilah pembaca setia saya, siapa tahu jodoh!

1 komentar:

  1. wih iya banget tuh "kurangilah ambisi terhadap kehidupan duniawi" :D
    salam, jevonlevin.com

    BalasHapus