Kalau kita ingat dulu, bapak proklamator kita pernah berkata
begini, "Berikan aku 10 pemuda, maka akan aku goncangkan dunia."
Lalu, bagaimana dengan sekarang? Dengan jumlah remaja (pemuda) Indonesia yang
mencapai 66 juta jiwa? Bisa jadi, bukan hanya mampu menggoncangkan dunia saja,
melainkan mampu menggoncangkan semesta. Harusnya. Ya, harusnya.
Tapi kenyataannya? Di samping jumlahnya yang sangat tinggi,
permasalahan yang mereka hadapi pun semakin komplek. Saya rasa, tidak perlu
lagi membeberkan berbagai ancaman yang remaja hadapi sekarang.
Yang menjadi dilema adalah, sosok remaja selalu disebut-sebut
sebagai agent of change dan pelaku
bonus demografi Indonesia. Apakah iya demikian, dengan berbagai permasalahan
yang tidak ada habisnya.
Dan yang menjadi penyebab dari itu semua adalah, seorang remaja
sering kali keliru ambil arah ketika telah sampai di persimpang jalan. Kita
bahkan sering memilih jalan yang sebenarnya sudah tahu bahwa jalan itu salah.
Lalu yang aneh lagi adalah, kita sudah tahu salah tapi malah kita bangga atas
kesalahan itu. Ya, kita bangga atas keburukan kita.
Nah maka dari itu, ayo kita menjadi remaja yang pasti-pasti aja,
maksudnya: pasti berkualitas, pasti berkarakter, pasti bebas dari berbagai
ancaman remaja saat ini dan pasti mengabdi untuk bangsa.
Untuk
berikutnya, saya akan menjelaskan setidaknya 4 langkah untuk mencapai itu
semua.
1.
Remaja, punya banyak sekali kesempatan
Tuhan
telah melimpahkan berbagai macam kesempatan kepada kita (umat-Nya); kesempatan
hidup, kesempatan melihat, kesempatan berjalan, kesempatan untuk sukses, bahkan
kesempatan untuk mengulangi usaha yang belum berhasil.
Namun yang menjadi masalah adalah, kita sering kali meragu bahkan
tidak percaya bahwa apa yang ada di depan kita adalah sebuah kesempatan yang
diberikan Tuhan. Masih saja kita menoleh ke kanan-kiri, ke beberapa orang di
sebelah lalu bertanya begini, "Masak sih? Ah, gak mungkin!"
GAK MUNGKIN. Ya, kalimat ini yang sering kali menjadi pelontar
pertama dari mulut kita ketika Tuhan telah memberi sebuah kesempatan.
Terutama bagi remaja, yang bisa dibilang sebagai manusia usia
muda. Tentu memiliki banyak sekali kesempatan. Misalkan; kesempatan untuk mencoba,
kesempatan mengikuti berbagai lomba, kesempatan berprestasi setinggi-tingginya,
kesempatan berkegiatan (positif) sebanyak-banyaknya dan kesempatan lainnya.
Tapi kenyataannya, kita serasa menjadi orang yang 'ikhlas'. Ikhlas
membuang berbagai kesempatan.
Semoga beberapa poin di bawah ini dapat menjadi bahan perenungan
kita semua:
Pertama, kesempatan adalah sebuah keajaiban yang tak berulang.
Setiap dari kita, mempunyai peluang (kesempatan) yang unik dan datang di waktu
yang tak terduga. Tapi, selain seringkali kita mensia-siakannya, kita juga
lupa, lupa bahwa kesempatan sama dengan sebuah keajaiban. Lalu pertanyaannya,
"sudah berapa kali kita mensia-siakan sebuah keajaiban tersebut?"
Kedua,
kesempatan yang disia-siakan adalah menyepelekan kepercayaan Tuhan. Jangan
pernah takut mengambil sebuah kesempatan, bukan soal apa yang akan
didapatkan, tapi ini soal kepercayaan Tuhan kepadamu. Tuhan tidak mungkin
memberikanmu sebuah kesempatan, kalau Tuhan tidak percaya kepadamu.
Lalu pertanyaannya, "seberapa sering kita telah melalaikan kepercayaan Tuhan kepada kita?"
Lalu pertanyaannya, "seberapa sering kita telah melalaikan kepercayaan Tuhan kepada kita?"
Ketiga,
mengambil/membuang kesempatan adalah penentu takdir. Bisa jadi, keberhasilanmu
saat ini adalah sebab kamu telah memaksimalkan kesempatan (yang lalu) dengan
berusaha sungguh-sungguh. Dan bisa jadi, ketidak-berhasilanmu saat ini adalah sebab
kemarin kamu telah melalaikan sebuah kesempatan yang diberikan Tuhan. Bisa
jadi. Karena pada dasarnya, apa yang kita kerjaan hari ini adalah penentu di hari
esok.
Sekarang pertanyaannya, "seberapa sering kita mengeluh kepada Tuhan, meminta dirubah takdir kita pada takdir yang baik, sedangkan kita tidak mau berusaha dan tidak mengambil kesempatan yang diberikan Tuhan?"
Kawan
remaja, jangan pernah lewatkan satu kesempatan sekalipun, karena terkadang
dengan kamu mengambil tindakan atas kesempatan itu akan mendatangkan
kesempatan-kesempatan yang baru. Dan sebaliknya, dengan mengabaikan satu
kesempatan sekalipun, bisa jadi akan mengurangi jatah kesempatan yang akan kamu
dapatkan di selanjutnya.
Dan
pertanyaan besarnya adalah, "apa yang akan kamu lakukan, apabila Tuhan
mengulang satu kesempatan berharga dalam hidup kamu yang pernah kamu
sia-siakan?"
((Bersambung...))
memotivasi banget ..
BalasHapusTerima kasih, Bun :)
Hapusnah kadang tuh remaja (termasuk saya sendiri) takut untuk mengambil kesempatan karena faktor teman, di hati sih udah "ngebet" banget pengen ikut tapi karena teman nggak ada yang ikut ditambah komentar negatif jadinya dibuang deh kesempatannya
BalasHapusIntinya adalah, ikuti apa kata hati. Dan penentu masa depan kita adalah diri kita sendiri, bukan orang lain. Sukses selalu!
HapusWaduh kok bersambung gini.. Buruan kelarin tulisannya broo, penasaran ini.. Jangan kayak film serial uttaran, gak selesai2 :))
BalasHapus-jevonlevin.com
Biar ada dramanya gitu bro :D
Hapusremaja susah diprediksi dan kadang agk susah diatur..
BalasHapus