Surabaya, 19 Februari 2016
Teruntuk sahabatku yang terus berkobar bagai api, meski hujan tidak henti mengguyur. Teruntuk sahabatku yang kini merasa layu karena beban yang sedang terpikul di pundakmu. Aku menulis surat untukmu, dengan perasaan teriris
tangis mengingat akan semangatmu hingga kini. Aku rasa, kamu adalah orang terhebat di dunia ini dengan segala
kesempurnaan dan kekurangan yang menyeimbangi kehidupanmu.
Kawan,
aku layangkan surat ini bukan untuk membuatmu bersedih, melainkan
karena rasa kecintaanku kepadamu. Aku telah mendengar bahwa kini engkau sakit.
HIV/AIDS. Percayalah, selalu ada
hikmah dibalik kejadian yang Tuhan hendaki untuk kita semua. Dan hidup adalah
sebuah teka-teki yang kita sendiri belum tahu dengan jawabannya. Jika dokter telah memvonis usiamu tak lama lagi, kamu jangan pernah putus asa.
Tuhan maha tahu, tetaplah berdoa kepada-Nya.
Kamu tidak usah perdulikan mereka yang saat ini mulai menjauhimu,
mengucilmu dan menghinamu. Berikan mereka senyuman, dan doakan mereka semoga
selalu dapat tersenyum. Aku, adalah orang yang akan selalu berada di
sampingmu, menjagamu. Aku lakukan karena aku ingin mengembalikan senyumanmu
yang pernah terlukis manis.
Kawan,
jangan pernah kau protes pada Tuhan dengan beban hidupmu, Tuhan
maha tahu, dan Tuhan selalu memberikan cobaan kepada hamba-Nya yang dirasa kuat
dalam menghadapinya. Dan kamu, adalah orang terpilih yang diberikan kepercayaan
oleh Tuhan untuk mampu menghadapi perjalanan ini. Ayo kawan, tunjukkan pada
Tuhan bahwa kamu akan bisa dan mampu untuk terbebas dari penyakit ini. Buktikan
kawan, bahwa semangat dalam dirimu akan selalu memantik dan berkobar.
Aku tahu, kamu pasti merasa sedih dengan pemberian Tuhan ini
kepadamu, tapi percayalah padaku, bahwa Tuhan tak membiarkanmu untuk terus bersedih. Tanpa kamu dan
orang lain tahu, sebenarnya Tuhan selalu merangkulmu, Tuhan Maha Pengasih lagi
Maha Penyayang, kepada semua hamba-Nya. Kamu
pasti bisa menghadapi semua ini. Percayalah bahwa, Tuhan tidak pernah menipu,
karena Tuhan Maha Adil.
Sekarang, kamu tidak perlu lagi merasa sendiri, karena ada aku
yang akan selalu siap menjadi kedua tanganmu. Aku akan selalu membantumu. Selalu.
Aku akan selalu di sampingmu, tidak peduli orang lain akan ikut menjauhiku
karena berteman denganmu. Sungguh.
Kawan, jangan pernah menyerah, jangan pasrah dan jangan mau kalah.
Diantara doa-doaku, aku selipkan namamu kepada Tuhan. Kesembuhanmu adalah
pengharapan terbesarku. Selalu ku doakan itu untukmu. Kawan, jadilah seperti batu karang yang selalu tegar. Tidak perduli berapa deras ombak menerjang, ia selalu kokoh dan
tegar. Aku yakin kepadamu, kawan.
Pengirim: ─Haydar Iskandar
0 komentar:
Posting Komentar